Untuk : Tuan Merah Jambu
Ragaku disini. Namun entah kemana hati dan pikiranku pergi. Semua masih samar. Iya kenyataan ini masih samar. Aku serasa hidup di perbatasan antara mimpi dan dunia nyata. Tak jelas mana yang harus aku percaya. Saat hati berkata iya namun logika mengelaknya.
Mereka bilang :
if you love someone, set them free.
Jadi, iya… aku membiarkanmu pergi. Menahan segala ego dalam diri dan duka yang tak henti. Aku membiarkan kamu pergi kali ini, tuan merah jambuku (aku biasa memanggilmu begitu). Iya, pergi… dan cari bahagiamu saat ini.
Mataku basah. Masih saja tangis itu lagi.
Jogjakarta, 28 Januari 2014.
Malioboro tak pernah sepi. Entah pukul berapapun. Begitupun malam itu. Saat perlahan jemari kita pun mencari sela untuk saling mengaitkan. Saat tawa kita ikut meramaikan hiruk pikuk kota, dan saat aku tahu, aku jatuh cinta.
Terhitung lebih dari 570 hari kamu dan aku memilih untuk berjalan beriringan. Lebih dari 13.680 jam sebuah komitmen yang akhirnya disebut “kita” tercipta.
Ah, terlalu banyak kenangan yang harus aku uraikan. Meskipun sebagian besar waktu kita habiskan dengan memeluk jarak.
Dulu, kita siap menerima resiko jarak. Siap bertahan dalam suka duka bersama. Saling mengingatkan jika salah satu merasa lelah. Kini, kita mengaku kalah. Entah siapa yang harus disalahkan. Jarak yang ternyata lebih kuat, atau kita yang terlalu lemah.
Bukan aku yang menyerah, kamu lebih dulu dikuasai lelah.
Dan pada akhirnya cintamu kalah.
Demi bahagiamu, aku memaksakan senyum. Menerima bahwa untuk saat ini kita harus berjalan dengan haluan yang berbeda. Bukan lagi kamu tempatku menyandarkan sendu.
Demi bahagiamu, saat ini pergilah. Kembalilah saat kamu telah lelah melangkah. Saat kamu terlalu resah. Karena aku selalu disini. Menunggumu tanpa jengah dan tidak akan pernah lengah. Aku akan selalu merentang pelukan. Menerimamu dengan penuh kehangatan.
Karena kamu pernah dan akan selalu menjadi rumah, bagiku. Begitupun aku, bersedia menjadi rumah. Meski kamu hanya membutuhkan sebuah tempat untuk sejenak singgah.
Maka sekarang, pergi dan berbahagialah.
Aku, akan selalu disini.
Lagi. Kuhela nafas panjang, menghapus tetes terakhir air mataku. Bergegas pulang.
Everything I make, I only make for you
Baby, be patient for me
And please don’t fall in love with someone new
I promise one day I’ll come back for you
I promise one day I’ll come back to you
I promise one day I’ll come back to you
Dan aku percaya, bahwa kembalimu adalah nyata.
Sar…….this is such a beautiful words😭
nenekkooo … ❤️❤️❤️
pas nulisnya ini pasti banjir ya.
apalagi kalo sbntar d baca lg.
yah, bajir lagi.
dalem.
🙂 ha ha ha makasih ya commentnya hhahahahaah surut kok. bsk lusa banjir lagi